1. Blaise Pascal (1623-1662)

Bidang Keahlian: Matematika, ilmu fisika dan filosofi
Rahasia kesuksesan: mempelajari geometri tanpa sepengetahuan ayahnya

Blaise Pascal adalah salah satu pemikir Perancis yang terkenal. Dia mempelajari geometro saat usia 12 tahun. Ayahnya telah melarangnya mempelajari ilmu ini, sampai-sampai semua buku-buku yang berhubungan dengan matematika, dibuang ayahnya. Namun Blaise Pascal, tidak menyerah. Diam-diam ia mempelajari matematika.

Pada akhirnya sang ayah mengetahui apa yg diperbuat anaknya, tapi saat itu ia justru menjadi kagum dengan kemampuan anaknya memahami teori geometri Euclid. Hal ini membuat ayahnya mendatangkan ahli matematika ke rumah untuk membimbing anaknya, sebab, dia sendiri tak mampu membantu Blaise.
Kursus matematika dilakukan setiap minggu. Usia 19 tahun, Blaise Pascal berhasil menemukan kalkulator, mesin penghitung praktis. Penemuan itu bisa saja membuatnya kaya raya, namun itu tak dilakukannya. Blaise sungguh beruntung, karena pada akhirnya sang ayahlah mendukungnya mencapai prestasi gemilang. Ia tidak menjadi anak yg depresi karena dilarang ayahnya mempelajari sesuatu yg diminatinya.
Kalkulator yg ditemukan Blaise ini merupakan penemuan sangat gemilang sekaligus mengakhiri era sipoa. Setelah kalkulator, Blaise membuat sejumlah prestasi penting dan sangat berguna bagi umat manusia. Di antaranya, serangkaian percobaan dengan tekanan atmosfir, dan menentukan kekosongan yang ada di luar atmosfir bumi.

2. Maria Agnesi (1718-1799)
http://matsuyathematshare.blogspot.com


Bidang Keahlian: Ilmu Pasti dan astronomy

Maria Gaetana Agnesi lahir di Milan pada 1718, ketika para gadis kalangan atas Italia hanya diajarkan bagaimana cara menjahit, etika dan agama, tetapi tidak cara membaca. Beruntungnya Maria Agnesi memiliki seorang ayah yg ahli matematika. Maria memang terlahir sebagai anak berbagai (jenius) yg memiliki daya ingat kuat serta talenta dalam bidang bahasa. Hal ini membuat ayahnya mengajarkan membaca huruf pada anak perempuannya. Pada usia 9 tahun, para tamu ayahnya sangat terkesan ketika ia menerjemahkan sesuatu bacaan dalam bahasa latin.

Umur 13, seorang tamu memintanya menjadi partner dansa, Agnesi justru mengajaknya bercakap-cakap soal teori gravitasy Newton. Untunglah, berkat ayahnya yang tiga kali menikah, ia menjadi menemukan jati dirinya, dan bertanggung jawab mengurus rumah tangga di mana dia menjadi anak tertua dari 20 orang saudara. Ia ternyata sangat piawai dalam memanage waktunya, membagi waktu antara mengurus keluarga besarnya dan belajar mengembangkan kemampuan ilmu pasti.

Seperti ayahnya, Agnesi berkembang menjadi seorang ahli ilmu pasti yang berpengaruh. Ia menemukan difresial dan integral kalkulus. Agnesi telah menemukan cara pemecahan matematikan yg sulit. Bakat besar dalam diri Agnesi sampai-sampai membuat Paus Benedict menyurati Agnesi, dan merekomen karyanya serta memintanya untuk mendapat pendikan di Universitas Bologna.


3. Felix Mendelssohn (1809-1847)



Bidang Keahlian: piano, organ, dan orkestra (performance and composition)
Prestasi gemilangnya: Karya "Wedding March

Felix Mendelssohn, asal Jerman, seorang jenius yang merupakan composer i yg terkenal di zamannya. Dia dianggap setara dengan Mozart. Ia juga dianggap lebih matang di usianya yg masih sangat muda. Ia belajar piano pada usia enam tahun. Pada usia 9 tahun ia mulai tampil did epan public, saat itu dia juga mulai menulis karya pertamanya pada usia 11 tahun.
Pada 17, dia telah menyelesaikan Overture to "A Midsummer Night's Dream," salah satu karya terbaik dalam periode romantic, ia sangat menyukai music klasik. Tahun 1835 ketika ayahnya meninggal, ia menumpahkan kesedihannya dengan bermusik dan lahirlah karya-karya gemilang. Itu memang lebih baik daripada melarikan diri dengan mabok-mabokan. Felix sangat termotivasi untuk oratorionya berjudul "St Paulus, " yang juga merupakan permintaan terakhir ayahnya sebelum wafat.
Dari sanalah kemudian lahir karya-karya dahsyat lainnya yang sangat popular, salah satunya "Wedding March" (Pernikahan Maret). Pada 1843, pada usia 34, Mendelssohn mendirikan konservatori of Music di Leipzig, di mana dia mengajar dengan sesama komposisi musik besar ,Robert Schumann.


4. Marie Curie (1867-1934)


Bidang Keahlian: Ilmu Fisika, ilmu kimia dan radioactivity
Prestasi Penting: Wanita pertama yg memenangkan Nobel dua kali bidang Fisika dan Kimia
Marie lahir di Warsawa, Polandia, 1867. Orangtuanya adalah guru yang sangat peduli pada pendidikan, dan menempatkan pendidikan anak pada prioritas utama. Semua anak-anaknya harus mendapatkan pendidikan baik. Termasuk Marie yg berumur 4 tahun, yang belajar sendiri tanpa bergantung pada keempat orang kakaknya. Ia belajar sendiri bahasa Rusia juga Prancis, bahkan kemudian dialah yg menjadi guru bagi kakak-kakaknya dalam mengerjakan PR Matematika mereka.
Usia empat tahun, ia sudah membuat aneh semua orang dengan kemampuan daya ingatnya yang luar biasa. Ia mampu mengingat secara detail peristiwa yg terjadi beberapa tahun lalu. Sebagai seorang remaja, Marie cemas tidak dapat melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi karena keluarganya tidak mampu. Saat itu ayahnya kehilangan pekerjaan sebagai guru. 
Agar bisa sekolah, ia harus mencari uang sendiri. Selama 5 tahun Marie bekerja menjadi pengasuh anak, untuk mengumpulkan uang untuk sekolah. Di usia remaja, ia telah bekerja keras demi bisa sekolah. Tidak ada music, tidak ada nyanyi atau menari, yg ada adalah anak-anak bodoh yg harus diasuhnya. Akhirnya kesempatan itu datang juga, tahun 1891 ia masuk Universitas Sorbonne Paris.
Di sana dia bertemu suaminya, Pierre Curie, dan mereka bersama-sama menemukan unsure-unsur radioaktif radium dan polonium. Mereka mendapat Nobel dalam bidang fisika. Setelah kematian Pierre di 1906, Marie meneruskan karyanya, dan ia kembali memenangkan nobel keduanya, kali ini dalam bidang kimia. Saat itu usianya 44 tahun.

5. Pablo Picasso (1881-1973)


Bidang Keahlian: Melukis, menggambar, mematung

Siapa yg tak kenal nama Pablo Picasso?? Semua orang mengenalnya bahkan karya-karyanya ‘hidup' hingga kini. Picasso digambarkan sebagai anak yang telah memiliki minat menggambar, bahkan sebelum ia dapat berbicara. Mungkin itu juga sebabnya ketika ia mulai bisa berbicara ia meminta ayahnya yang juga seniman untuk memberinya peralatan melukis.
Ketika usianya sudah cukup untuk sekolah, Pablo Picasso ia pergi sekolah karena memang harus, padahal di sana ia hanya melakukan apa yg dia suka. Untungnya pihak sekolah juga teman-temannya memahami dia, sehingga membiarkannya melakukan apa yg dia mau. Picasso banyak kontribusi terhadap seni modern-termasuk cubism, "Guernica", dan orang-orang yang diambil dengan dua mata di satu sisi mereka wajah-terlalu lengkap untuk daftar di sini. Pada waktu kematiannya, ia akan dibuat lebih dari 22.000 karya seni.

6. Jean Piaget (1896-1980)


Bidang Keahlian: psikologi anak
Prestasi: Mengubah cara berpikir kita tentang cara berpikir anak-anak

Adakah anak-anak yang tertarik belajar psikologi anak? Tentu saja tidak. Karena Jean Piaget pun pada awalnya bukan seorang psikolog, dia adalah ahli zoology. Pada usia 10 tahun, dia mengatakan jalan hidupnya adalah bekerja di Museum of Natural History, dimana dia kemudian mengembangkan minat di moluska (khususnya siput). Lalu dia menulis berbagai karya tulis tentang siput, dan menjadi bacaan para ahli moluska di Eropa. Para ahli itu mengira penulisnya adalah seorang dewasa.
Bagaimana ceritanya dia bisa berpaling pada dunia psikologi, padahal latar belakangnya adalah ilmu kehewanan. Konon ketertarikan itu dimulai saat ia mencari penjelasan ilmu biologi Saat itu ia mulai mengamati anak-anak, cara berpikir mereka. Ia lalu berbicara dgn mereka, berusaha memahami mereka. Ia berkesimpulan pikiran anak-anak tidak blank (kosong) tapi mereka selalu berkhayal, menguji hal sesuatu yg baru dan bagaimana bekerjanya. Ia menghabiskan waktu 75 tahun untuk melakukan penelitian ilmiah bidang psikologi.

7. Jascha Heifetz (1901-1987)


Bidang Keahlian: Violin maestro

Jascha terlihat mulai berminat pada musik di usia delapan bulan, saat dia tersenyum ketika ayahnya bermain biola, namun dia menjerit ketika ayahnya ternyata salah memainkan lagu. Usia 3 tahun dia mendapat hadiah biola dan mulai belajar music. Usia 5 tahun ia telah tampil di hadapan public dalam sebuah konser music.
Pada usia 16, Jascha keluarga dipindahkan ke Amerika Serikat saat Revolusi Rusia, di sana dia memulai debutnya Carnegie Hall. Musik sepertinya telah menjadi bagian dari hidupnya. Hari-harinya diisi dengan tour music, ia juga mulai merekan musiknya saat usia 17 tahun dan meraih Grammy tanpa merilis music video pertamanya. Heifetz disebut sebagai anak jenius yang menderita penyakit fatal, namun beruntung ia bisa berumur panjang. Itu merupakan keberuntungan yg ia dapat dari sejumlah keberuntungan hidupnya.

8. John von Neumann (1903-1957)


Bidang Keahlian: Quantum mechanics, teori informasi, ilmu komputer
Prestasi: Mengembangkan bom hidrogen dan komputer

As a child in Budapest, Hungary, János von Neumann amazed adults and annoyed fellow six-year olds by dividing eight-digit numbers in his head, speaking in Greek, and memorizing pages out of the phone book.
He published his first scientific paper while still a teenager, but because of Hungary's rising anti-Semitic atmosphere, he decided to pursue his mathematics career elsewhere. Unfortunately, he chose to go to Germany, which clearly didn't turn out to be such a hot idea.
After he was offered a position at Princeton University, von Neumann headed to the States, choosing to adopt the first name John. In America, he was free to hang around with other expatriate eggheads, including future magazine cover model Albert Einstein. In between throwing raucous parties, ogling secretaries, and getting into car accidents (he was a notoriously reckless driver), von Neumann worked on theoretical mathematics and various real-world projects, including the development of the hydrogen bomb and construction of one of the first working computers.


9. Paul Erdös (1913-1996)


Bidang Keahlian: Matematika

Paul Erdös was multiplying three-digit numbers for kicks when he was three. At age four, he started playing around with prime and negative numbers. Not much later, he developed a cute little habit of asking people their ages and then computing how many seconds they'd been alive.
Never able to shake his passion for numbers, Erdös grew up to become arguably the most prolific mathematician in history, authoring or co-authoring almost 1,500 mathematical papers. In fact, collaborating with Erdös was such a point of prestige that-to this day-mathematicians assign themselves "Erdös numbers," which works sort of like the fabled Kevin Bacon game.
An Erdös number indicates how closely a person has worked with the great one: Those who co-authored a paper with him have a number of 1, those who wrote a paper with one of his co-authors have a number of 2, and so on. Never had the pleasure of writing a mathematics paper? Congratulations, you have an Erdös number of infinity. Now go balance your checkbook.

Categories:

    Popular Posts

    Cuaca Saonari

    bloguez.com

    Total Pengunjung

    Follow

    Kontributor/ Tim

    THE ART OF BATAK

    $6

    Nitip Link Blog PhotobucketPhotobucket

    Cari Blog Ini

    My Headlines

    Kurs

    Permanent Links