Real Man (manusia Sejati) Part I & II
Seorang teman saya yang memiliki kekayaan yang cukup, dia dikenal dengan seorang yang mapan dan bisa dikatakan segalanya dia miliki. Namun, dia menanyakan kepada saya “bagaimana sara mencari manusia yang Real Man?”. Saya kemudian bertanya kembali “real seperti apa maksut kamu?”. Ya..kita mengenal banyak karakter yang berbeda-beda, baik, jahat, kejam, pendiam, pemarah, lemah lembut dll. Namun, kita tidak pernah menemukan seorangpun yang real. Seperti saya contohnya memiliki segalanya, uang, harta, istri yang baik, anak yang patuh sama orang tua, ya..semuanya..tapi..saya tidak memiliki hal yang sempurna..
Namn saya selalu bertaya dalam hati, hal sempurna seperti apa yang dimaksut oleh sahabat saya ini?? Kemudian dia melanjutkan pembicaraannya. Hal sempurna yang saya maksut ialah seorang manusia yang dapat mengendalikan hal yang mungkin sering kita anggap sangat sepele yaitu seorang yang dapat mempertahankan kemanusiaannya dalam dua keadaan. Yang pertama, dalam keadaan marah. Kedua, dalam keadaan lapar. Apabila ada manusia dapat mempertahankan kedua keadaan itu, maka dialah manusia sejati yang saya maksutkan.

Ya..tanpa berpikir saya mengatakan bahwa dia sedang mencari sesuatu yang sangat langka. Dia kemudian menjawab saya dengan penuh wibawanya “justru karena itu, saya mencarinya dengan teliti. Dan bahkan apabila saya menemukannya, saya akan mengabdi kepadanya seumur hidup dan bahkan untuk selamanya. Saya langsung merinding, kenapa sahabat saya ini tiba2 berobah seperti ini, apa yang sedang melandanya. Saya akan berusaha menenangkannya kembali.
Kemudian saya mengatakan kepadanya, “kamu sedang mencari ranting. Mengapa tidak mencari akar saja? Engkau memperhatikan busa yang menutupi permukaan laut. Mengapa tidak memperhatikan lautnya?”.
Apabila seorang manusia sedang mengalami kedua hal diatas, manusia pasti kehilangan kesadarannya.

Saya akan berusaha menjelaskan terlebih dahulu bagaimana dan apa yang akan terjadi apabila seorang yang mengalami atau dilanda marah. Ketika seorang melanda marah, dia akan membabi buta terutama dalam perkataan dan perbuatannya. Misalnya dalam hal perkataan seorang yang marah. Dia akan mengeluarkan kata-kata yang kotor, ngelantur, cacimaki, hinaan, ejekan, sumpa serapah, merendahkan orang, dll keluar tanpa control. Hal yang tidak lupa ialah dia akan menjadi seorang yang ringan tangan. Dia akan melempar benda apasaja yang ada didekatnya, dengan kata lain dia sedang mengalami emotional dont control.
Apabila seseorang kelihatan sangat marah, maka ia pasti menunjukkan phenomena yang tidak wajar, dia akan melukai siapapun yang berada didekatnya. Seperti kita lihat atau baca di TV atau surat kabar. Seseorang melakukan criminal diakibatkan oleh tidak bisa menahan emosi alias marah. Dengan demikian wajar apabila teman saya tadi mengatakan bahwa marah salah satu yang menyebabkan seorang manusia hilang kesadarannnya atau dengan kata kasarnya menusia kehilangan kemanusiaannya. Maaf, saat itu yang muncul adalah fenomena kebinatangannya.

Seorang ayah melakukan pencurian dirumah seorang yang kaya. Dia mencuri uang, perhiasan dan barang berharga lainnya. Jelas pencurian yang dia lakukan berjalan dengan mulus dan tidak meninggalkan jejak sehingga dia tidak ketahuan sama sekali. Ironisnya pada saat keluarganya mengetahui perbuatan sang ayah tersebut, mereka justru bersyukur dan tidak menolak hasil curian dari sang ayah tersebut.

Jelas, hal itu dilakukan hanya karena atas nama LAPAR. Dari cerita diatas, yang dalam keadaan lapar bukanlah hanya si ayah itu melainkan semua keluarganya sedang dalam kelaparan yang sangat-sangat. Si ayah melakukannya demi kelangsungan hidup keluarganya. Apabila keluarganya dalam keadaan lapar maka kemungkinan mereka akan meninggal secara perlahan.

Memang ada banyak orang mengisahkan seseorang dapat selalu melakukan hal-hal yang halal untuk membela rasa lapar. Namun itu sesuatu yang sangat langka dimuka bumi ini. Hal itu bisa dikatakan dengan kata kesempurnaan manusia. Memang lapar bisa ditahan, namun apakah lapar bisa ditahan selamanya?. Apasaja bisa dilakukan bila dalam keadaan lapar, apalagi seperti yang dialami dikisah diatas tadi dan bukan hanya pencurian yang akan dilakukan, tetapi hal buas lainnya seperti menjambret, merampok, menodong, menjual barang haram dll.

Namun..kesadaran manusia haruslah tetap dijaga. Membenarkan sesuatu yang salah tetap saja itu salah. Hal ini tidaklah dibenarkan walaupun dari konteks hukum pemerintah dan agama dan bahkan disudutpandang social etika masyarakat.
Teman saya tadi sangat komitmen dengan pencariannya terhadap manusia sejati yang dapat mengendalikan atau mengontrol diri dari lapar dan marah.

Engkau sedang mencari ranting, kenapa tidak mencari akar?. Engkau memperhatikan busa yang menutupi air laut, kenapa tidak memperhatikan lautnya?.
Kedua kata ini adalah penegasan yang saya berikan kepada sahabat saya itu. Yang saya tegaskan adalah kita tidak perlu mencari manusia sejati, apalagi berkomitmen ingin mengabdi kepada manusia yang sejati itu tetapi Jadikanlah dirikita menjadi manusia sejati. Kita sedang mencari sesuatu yang yang berada diluar diri kita, dengan mencari Pendeta, ustad, ulama, ali hikmah dll dengan tujuan agar kita mendapat wejangan nasehat agar kita seperti mereka.

Saya menegaskan bahwa hal itu tidaklah perlu!. Sesuatu yang sahabat saya cari tadi ada dalam dirinya, begitu pula dalam diri kita sendiri. Kuncinya adalah membuat hal-hal negative diatas yang diakibatkan oleh lapar dan marah menjadi mengamalkannya dan membuatnya selalu positif. Jika kita selamaya dari kedua hal tersebut berarti kita bisa dikatan manusia sejati the real man!. Carilah sifat sabar dalam diri kita sendiri. Karena tak ada gunanya dan untuk apa kita juga mencari manusia sabar. Lebih baik kita sendiri yang melakukan kesabaran itu. Ajaran agamapun mengajarkan kepada kita hal yang demikian, “jadikanlah sabar itu menjadi penolongmu, orang sabar disayang oleh Tuhan, siapa yang sabar pastilah mendapat amal”.


sumber Inspirasi by book
M.Iqbal Dawami (The secret and power within)
Adrian Syam (buka kacamata kudamu)
M.Teguh sang inspirator